Baca Juga
Itorkeruhnews com-Menyikapi banyak pertanyaan dari sesi debat kedua cabup cawabup kab. purwakarta terkait statement Pipin Sopian tentang mangkraknya belasan bangunan Pengelolaan persampahan / tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang berada di Kabupaten Purwakarta tidak berfungsi secara optimal.
Hal ini menjadi sorotan karena dampaknya yang signifikan terhadap pengelolaan sampah di daerah tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh media dari Suripto selaku Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) Kabupaten Purwakarta sekaligus Pembina Forum TPS3R Kabupaten Purwakarta, terdapat sekitar 13 TPS3R yang telah berdiri di Kabupaten Purwakarta dari tahun 2020 akhiir
Selain itu ada bangunan PDU (Pusat Daur Ulang) yang dulunya berjalan dengan sangat baik sewaktu dikelola oleh Nono Juarno. Tetapi setelah pengalihan pengelolaan kepada pihak lain, saat ini sudah tidak berjalan lagi alias mangkrak.
Kata Suripto, dari 13 TPS3R tersebut yang masih melakukan aktifitasnya hanya empat TPS3R, diantaranya di Kelurahan Nagrikaler, Nagritengah, Cisereuh dan di Desa Cianting.
"Yang masih ada aktifitas itu hanya melayani beberapa puluh KK saja dalam satu wilayah, padahal minimalnya mereka harus melayani hingga 400 KK dalam sebulan, terkecuali TPS3R Kelurahan Ciseureuh melayani satu RW, itupun masih jauh dari fungsi TPS3R karena masih Kumpul Angkut Buang , dan fungsi 3R Reuse, Reduce dan Recyclenya belum berjalan," jelasnya. Kamis (21/11/2024).
Suripto menyebut, salah satu penyebab utama tidak beroperasinya TPS3R adalah minimnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah.
Meskipun TPS3R dibangun dengan tujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) , karena keterbatasan dana menyebabkan banyak pengelola TPS3R tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal.
"Pengelolaan yang baik memerlukan biaya operasional yang cukup, mulai dari pengadaan fasilitas hingga pendapatan untuk pengelolaan itu sendiri agar menjadi satu penghidupan bagi pengelola," pungkasnya(jpn)