Baca Juga
Purwakarta, itorkeruhnews.com - Hingga pagi ini, Senin (05/08/2019), mati listrik massal disejumlah wilayah di Jabar, Banten dan DKI hingga sebagian Jateng, masih diperbincangkan warga Purwakarta, yang terdampak mati listrik.
Di kabupaten kedua terkecil di Jabar itu, mati listrik dirasakan sejak Minggu (04/07/2019) pukul 12.00 wib hingga pukul 04.00 shubuh Senin (05/08/2019).
Banyak cerita akibat mati listrik massal, hingga masyarakat sangat tergantung dengan listrik. Terlebih secara bersamaan kemarin, fasilitas telepon HP juga ikut ikutan down. Kian komplit kesulitan dihadapi masyarakat.
Industri rumahan, seperti laundry, misalnya, dibuatnya mati kutu. Air yang disuplai PDAM pun volumenya ikut ikutan menyusut.
"Wah usaha kita seharian kemarin mah, memble (lesu)," ucap Mas Dar, pemilik laundry dibilangan Jalan Tengah, Purwakarta, Senin pagi.
Sekalipun pagi ini listrik sudah menyala, tapi Mas Dar masih belum pede memulai aktifitas usaha mencuci dan mengeringkan pakaian pakai mesin cuci karena terdengar sebagian wilayah ada yang mati listrik lagi.
"Teman saya di Sukabumi menginformasikan listrik sudah mati lagi pagi ini," jelasnya.
Cerita lainnya, lilin menjadi barang yang diburu warga namun disana sini ludes karena ramai ramai dibeli warga. Lilin, yang sangat dibutuhkan itu mendadak sulit diperoleh warga.
Pemburuan lilin oleh warga dari pejalan kaki, sepeda motor hingga bermobil terjadi hingga Senin dinihari. Warga ramai ramai menyasar lilin dari kios kecil dipinggir jalan, distributor sembako hingga supermarket.
"Saya nyari lilin sampai ke Giant tapi disana pun sudah habis," tutur seorang ibu warga Pasawahan yang jauh-jauh mencari ke pusat pembelanjaan terbesar di Purwakarta.
Disebutkan, bisa saja pembelian lilin dalam jumlah banyak hingga ludes di toko-toko besar karena menyebar informasi listrik mati selama dua hari.
"Benar gak sih pak, katanya mau mati listrik hingga dua hari?," ungkapnya. "
Akibat lilin ludes, itorkeruhnews mendapati sejumlah rumah warga mendadak kembali ke zaman dulu membikin alat penerang dari minyak kelapa dan lilitan kapas.
"Saya terilhami dari mainan perahu anak zaman dulu yang bergerak pakai energi minyak kelapa," jelas Agus, warga Kel Nagri Tengah. (mjn)