Baca Juga
Purwakarta,itorkeruh com - Dunia transportasi di Kabupaten Purwakarta mengalami dinamika, kesalahfahaman dimulai dari mencuatnya pesan suara dari unsur Pmpinan Dinas Perhubungan yang mempersoalkan cara berkendara para sopir ambulan.
Hal ini sangat beruntung dari kedua belah pihak yang berselisih faham segera berdamai,
Tak selang berapa lama, kekisruhan muncul kembali dari sebuah status medsos yang mengomentari perselisihan faham tersebut dengan kembali mempersoalkan kehadiran para sopir ambulan desa ke Dinas Perhubungan dan keberadaan ojek online yang mengawal ambulan.
Dimana adanya salah satu whatsapp grup, yaitu Bela Purwakarta, hal ini sempat menjadi bahan pembahasan, di mana Bela Purwakarta merupakan wadah silaturahmi dan berkordinasinya lintas komunitas / organisasi serta unsur *stake holder* di Purwakarta, termasuk di dalam nya terdapat komunitas relawan pengawal ambulan, komunitas driver ambulan serta komunitas ojek online.
Disinyalir status medsos itu berasal dari pengurus Organda Kabupaten Purwakarta.
Demi menjaga kondusifitas serta kerukunan antar warga Purwakarta, upaya mediasi pun digelar. Rabu 7 juni 2023.
Bertempat di Sekretariat DPC ORGANDA ( Organisasi Angkutan Darat ) Kab. Purwakarta, Ketua DPC Organda Kab. Purwakarta, R.H. Tatan Margandi menyampaikan permohonan maafnya serta mensosialisasikan keberadaan Organda yang sejatinya memiliki fungsi pembinaan terhadap seluruh sopir angkutan darat termasuk membina sopir ambulan dan ojek online.
Ke depan, DPC ORGANDA Kab. Purwakarta bertekad mendampingi para sopir ambulan dan ojek online ketika ada dinamika di lapangan dan turut mendukung agar para sopir ini mendapatkan pembekalan / bintek serta perhatian ekstra dari pemerintah Kab. Purwakarta.
Turut hadir dalam mediasi ini perwakilan sopir ambulan desa, Iwan Hombing beserta rekan, Sekretaris APDESI ( Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia ) yang juga menjabat Kades Sukajaya Kecamatan Sukatani, Nirwan Hermawan, serta Koordinator Bela Purwakarta, Aa Komara Cakradiparta.
Aa Komara saat dimintai keterangan menjelaskan bahwa komunikasi via sosial media dewasa ini memang rentan terjadinya miskomunikasi, karena sebetulnya apa yang ada di isi kepala dan isi hati seseorang kadang tidak singkron dengan apa yang ia tulis atau posting, untuk itu semua pihak seyogyanya berprilaku bijak dalam bermedsos, dengan melakukan Tabayyun* atau klarifikasi langsung bertemu muka adalah jalan terbaik.
Tentunya setiap peristiwa selalu ada hikmahnya, melalui dinamika yang terjadi ini output nya adalah perlunya perbaikan dalam manajemen dunia transportasi di Purwakarta, prinsipnya, kami menjalankan fungsi dari wadah Bela Purwakarta itu sendiri yaitu mengkordinasikan dan mengharmoniskan antar elemen masyarakat Purwakarta agar senantiasa rukun damai, dan menjaga kondusifitas kota Purwakarta seperti yang dahulu dicita-citakan oleh para Pendiri Purwakarta : Dalem Sholawat, Syekh Baing Yusuf serta para leluhur lainnya yang menginginkan Purwakarta menjadi tempat hunian yang aman, nyaman, sejahtera serta berkah.
Melalui moment perdamaian ini juga turut direkomendasikan agar Forum Lalu Lintas Kabupaten Purwakarta mengoptimalisasi peranannya dalam manajerial dan pembinaan terhadap para pelaku dunia transportasi.
Kordinasi intensif yang saling terintegrasi dan terpadu sangat diperlukan dari keberadaan Forum Lalu Lintas yang terdiri dari : Dinas Perhubungan, Organda, Jasa Raharja, Polres, Pol PP, serta diusulkan agar Dinas BPMPTSP ( yang mengelola perizinan trayek ) dan Dinas Kesehatan, sebagai Leading Sector* yang menaungi ambulan desa turut disertakan dalam Forum Lalu Lintas tersebut. (Mjn)