Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Baca Juga




PURWAKARTA,itorkeruh.com- Dampak dari covid 19 semakin di rasakan oleh Masyarkat  hal ini juga di alami oleh suatu keluarga,                              Dari penelusuran dari Tim itorkeruh yang turun kelapangan di temuukan salah satu Keluarga  yang memilukan . Di awali  Kisah pilu salah satu  keluarga miskin di Kampung Mariuk, Desa Sinargalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta.  salah satu keluarga miskin tersebut memilik dua belas anak hidup di satu atap  di rumah panggung bilik sangat sederhana.

suami nya yang bekerja sebagai buruh bangunan sudah tidak lagi bekerja  setelah menderita penyakit strok.dan untuk  makan sehari-hari pun mereka mengandalkan belas kasihan tetangganya.

Hal ini yang sedang dialami oleh Ibu Uju. Hidupnya menjadi sangat memprihatinkan apalagi  setelah  suaminya sakit pada bagian kakinya sehingga tidak bisa bekerja. Ibu Uju hanya bisa menangis untuk memikirkan anak-anaknya.

Bu Uju dan keluarganya tinggal di rumah panggung yang berdinding bilik yang  jauh dari sederhana 

lantainya pun terbuat dari kayu yang sudah rapuh sehingga banyak yang sudah berlubang sudah rapuh di makan rayap dan di makan usia,Biasanya suaminya yang memperbaiki karena suaminya sedang sakit dan tidak ada biaya untuk memperbaikinya.

Terlebih ketika lihat  kondisi dialami oleh Dasep (49),suami dari Bu Uju(40) merasa sangat menyesal karena sakit dia tidak bisa  memberi makan anak anaknya dan hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangganya .

Dengan Air mata berlinang  Bu menceritakan kehidupan nya bersama keluarganya yang Dia alami sekarang ini pasca suaminya sadah tidak bisa  memberi nafkah lagi kepada anak anaknya karena sakit.

“Iya saya bingung dengan kondisi saat ini, apalagi dimasa Pandemi Covid-19 ini susah mencari uang ditambah suami sakit kakinya dan tidak bisa bekerja,”kata Uju (40) sambil menangis sedih.

Dasep Rosadi usia (49) pun mengatakan, dirinya mempunyai dua belas anak bahkan ada yang masih balita usia empat bulan.” Dua belas yang paling besar usia (23) anak yang paling kecil masih usia empat bulan,”ujar Dasep. Minggu (6/3/2022).

Lanjutnya, saya Sudah tidak bisa bekerja lagi  saat ini, dulu memang kerja suka ke proyek tapi sekarang walapun keadaan seperti ini saya memaksakan untuk mencari nafkah buat keluarganya .

 Dasep Rosadi  berharap kepada pemerintah daerah mungkin ada perhatian  buat kami dengan program bantuan sosial untuk meringankan beban keluarga terutama anak-anak yang masih sekolah. (Mjn)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Top
close
Banner iklan disini