Kuningan,itorkeruh.com-   TARIP parkir di obyek wisata kabupaten Kuningan Jawa Barat yang dikeluhkan para wisatawan lantaran dinilai cukup mahal, belakangan ini jadi perbincangan di media sosial.

Mencuatnya masalah perparkiran tersebut, ditanggapi oleh ketua Paguyuban Pengusaha Destinasi Wisata Kuningan (PP Dewiku), Abidin. Pungutan parkir ini ada 2 jenis regulasi yang mengaturnya. Hal itu dikatakan Abidin saat jumpa Pers di sebuah kedai ngopi Jalan RE Martadinata Kuningan, Rabu (08/12/2021).

Abidin mengatakan, dua regulasi yang mengatur perparkiran adalah terkait Pajak Parkir dan Retribusi Parkir. Kedua regulasi itu, sangat berbeda, karena instansi yang menanganinya pun berbeda.

“Pelayanan Retribusi Parkir, ini diatur Perda Kabupaten Kuningan nomor 04 tahun 2011. Instansi yang mengurusnya Dinas Perhubungan. Sedangkan Pajak Perparkiran, diurus oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) diatur dalam Perda Kabupaten Kuningan nomor 15 Tahun 2010,” ungkapnya.

Sementara itu, pengusaha destinasi wisata, regulasi perparkiran mengacu pada Perda Nomor 15 terkait Pajak Parkir. Jadi, tidak ada disebutkan aturan besaran pungutan parkir.

Tarif Retribusi Parkir Curug Landung jadi perbincangan di media sosial, ini ada Persaingan Bisnis, sebut pengelola. Pihaknya tidak mau memperpanjang permasalahan adanya unggahan netizen yang mempermasalahkan besaran parkir di obyek wisata yang dikelolanya. Karena, masalah unggahan netizen itu sudah ditangani kuasa hukumnya dan sudah dalam proses Laporan Kepolisian .

Harga yang tercantum dalam karcis parkir obyek wisata yang dikelolanya itu sebesar Rp 10 ribu, diakuinya sudah termasuk tiket masuk obyek wisata. Sementara pengunjung yang ingin menikmati wahana lain di dalam Obyek Wisata Curug Landung, dikenakan bayar lagi sesuai wahana yang diminatinya.

“(Soal postingan di Facebook) Itu sudah dikuasakan ke kuasa hukum kami,” Tegasnya.

Berbicara pariwisata di Kabupaten Kuningan yang terdampak pandemi Covid-19, bahkan warga dan wisatawan dilarang datang ke obyek wisata, namun pihak pengelola wisata mengaku tetap optimis akan kembali bangkit .

“Terlebih saat ini para pengelola obyek wisata sudah tergabung di PP Dewiku dan kita sudah berkomitmen, untuk maju bersama mempromosikan pariwisata Kuningan ke dunia luar,” ujar dia. (Rois)