Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Baca Juga






 

PURWAKARTA, itorkeruh.com Ratusan Emak-emak  warga Kampung Nagrak, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, melakukan aksi demo menutup seluruh akses masuk ke pabrik PT. South Pasific Viscose (PT SPV Leinzing), Jumat (24/12/2021).

Namun Aksi Demo warga disambut puluhan polisi dari Dalmas Polres Purwakarta dan Satuan pengamanan lingkungan pabrik(satpam)

Sementara itu, mereka menuntut PT Leinzing bersikap adil dalam memberikan bantuan beras kepada warga khususnya Desa Cicadas.

Namun aksi demi tersebut menarik perhatian, sehingga menutup jalan masuk ke areal pabrik berada di pinggir jalan raya Purwakarta-Curug Karawang menyebabkan terjadinya kemacetan sepanjang kurang lebih 1 km. Selain itu, juga para karyawan pun tidak di perbolehkan masuk pabrik.

Warga Kampung Nagrak, Desa Cicacadas, memblokade jalan masuk areal pabrik itu menarik keluar semua karyawan PT SPV yang akan masuk kerja.

“Saya merasa dianaktirikan oleh PT SPV padahal kami juga terkena dampak dari pabrik,” kata Ela.

Warga menuntut agar perusahaan memperhatikan warga setempat untuk memberikan sembako.

Menurutnya, kami semua harus dismaratakan dan selama ini belum dapat apa apa dari pihak PT South Pasific Viscose (PT SPV Leinzing).

“Dulu ada bantuan untuk sekolah, tetapi sampai saat ini tidak ada bahkan sudah dua tahun tidak ada sama sekali,” ujar Ela.

Konsultan Komunikasi PT SPV Dwi Hananto ketika dihubungi mengatakan, pihak manajemen bukan tidak mau mengakomodir tuntutan warga Rt 01, 02 dan 03, Kampung Nagrak karena melihat sejarah.

“Warga Kampung Ciroyom, Desa Cicadas, itu yang paling terkena dampak dari pabrik seperti kejadian dulu bocornya gas dari PT SPV itu warga Kampung Ciroyomlah yang paling terkena dampak. Sedangkan warga Rt 01, 02 dan 03 Kampung Nagrak tidak terkena dampak dari bocornya gas tersebut,” ujar Dwi.

Dampak PT South Pasific Viscose (PT SPV Leinzing) yang selalu mengeluarkan bau busuk menyerupai bangkai dan gas masih tercium oleh warga Kampung Nagrak. Sehingga, warga pun menuntut keadilan agar semua sama rata juga kebagian.

“Bau menyengat ini sangat mengganggu kegiatan warga,” ucapnya.

Tak sedikit warga yang merasakan mual, sakit kepala, hingga sesak napas gara-gara menghirup bau yang berasal dari pabrik tersebut. (Mjn)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Top
close
Banner iklan disini