Baca Juga
Kuningan,itorkeruh.com-KABUPATEN Kuningan sebagai salah satu daerah rawan bencana alam di Jawa Barat, saat ini telah menyatakan siaga darurat bencana alam hydrometerologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, S.STP. disela sela apel siaga bencana, Senin (15/11/2021) menjelaskan, sesuai intruksi dari BNPB, seluruh daerah harus siaga menghadapi bencana hydrometeorologi.
Apel Siaga bencana hidrometerologi yang diikuti oleh Forkopimda, SKPD, Kecamatan dan 300 orang peserta. Dimaksudkan untuk sinergitas dan kesamaan persepsi para pelaku penanganan bencana alam yang mencakup banjir, gerakan tanah dan longsor di wilayah Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan prakiraan, dampak banjir dan longsor/gerakan tanah mencakup 18 kecamatan, 112 desa, 99.795 KK dan 309.625 jiwa. Ke 18 kecamatan itu yakni Kecamatan Ciawigebang, Cibeureum, Cibingbin, Cilebak, Cimahi, Ciniru, Ciwaru, Darma, Garawangi, Hantara, Kadugede, Karangkacana, Kuningan, Luragung, Maleber, Nusaherang, Selajambe dan Subang.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait La Nina yang berpotensi terjadi di Indonesia mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022.
La Nina adalah fenomena alam di mana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah turun hingga menjadi lebih dingin daripada biasanya. Salah satu dampaknya adalah dapat menimbulkan beberapa bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.
BNPB selaku sektor utama dalam penanggulangan bencana terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di tanah air.
WASPADA LA NINA
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan, bahwa hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Jawa Barat hingga Kamis (11/11/2021). BMKG juga menyatakan status ‘waspada’ bagi wilayah Provinsi Jawa Barat untuk potensi dampak bencana hidrometeorologi basah yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
BMKG sebelumnya juga telah merilis informasi adanya fenomena La Nina yang melanda sebagian besar wilayah Tanah Air hingga Februari 2022 mendatang.
Adapun fenomena tersebut, menurut BMKG, berdampak pada kenaikan intensitas hujan dan dapat memicu terjadinya bencana seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. (Rois)